Kamis, 11 September 2008

hari ini....

bismillahirahmanirahim,

awali hari ini dengan senyum, doa dan cinta...
oia, aku hari ini biz sahur teyuz mandi biz tu buw" lagi teruz jam 07.45 baru bangun teyuz ke kampus dech...
q pengen ajar tapi malez banget....
let god lead my way..

amin

de~pHiedzT_zha

Rabu, 10 September 2008

jerawat

Jerawat (bahasa Inggris: acne) adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Daerah yang mudah terkena jerawat ialah di muka, dada, punggung dan tubuh bagian atas lengan.

Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea. Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat.

Jerawat digolongkan ringan bila bentuknya masih komedo dengan jumlah lesi kurang dari 30. Apabila jumlah lesi berkisar antara 30-125 maka dinamakan jerawat sedang (papule). Jerawat besar yang disebut nodul atau kista timbul bila lesi di atas 125.

Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja. Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit sebab sebelum masa pubertas kulit anak akan mengalami pengelupasan tiga minggu sekali. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 12-25 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun.

Selain menimbulkan bekas jerawat, efek utamanya adalah pada jiwa seseorang, seperti krisis percaya diri atau minder dan depresi.

Komponen konsep diri yang serimg terganggu pada remaja dengan munculnya jerawat yaitu gambaran diri (body image)dan harga diri, dimana pada masa remaja fokus fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan lain. bentuk tubuh merupakan bagian dari gambaran diri, pada remaja yang berjerawat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh dari remaja tersebut akan berdampak pada interaksi atau hubungan sosial dilingkungan dimana remaja menjadi minder dan merasa tidak percaya diri atau harga diri rendah.

Penyebab jerawat

Penyebab sebenarnya mengapa seseorang mempunyai jerawat dan yang lain tidak punya masih belum diketahui secara menyeluruh. Beberapa faktor yang menyebabkan jerawat ialah:

  • Stres
  • Keturunan dari orangtua
  • Aktivitas hormon : Salah satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah meningkatnya produksi hormon testosteron, yang dimiliki oleh tubuh pria maupun wanita. Hormon testosteron yang terdapat dalam tubuh pria maupun wanita memicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak (sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan.
  • Kelenjar minyak yang hiperaktif
  • Bakteri di pori-pori kulit
  • Iritasi kulit atau karena garukan
  • Anabolic steroid
  • Pil pengontrol kelahiran / pil KB, namun banyak wanita mengalami penurunan munculnya jerawat semasa pemakaian pil
  • Berada dalam lingkungan dengan kadar chlorine yang tinggi, terutama chlorinated dioxins, yang menyebabkan jerawat serius yang disebut Chloracne

Miskonsepsi jerawat

Dikarenakan pengetahuan medis tentang jerawat masih sedikit, banyak rumor salah beredar tentang penyebab jerawat:

  • Makanan. Coklat, snack, gula, susu dan seafood tidak menyebabkan jerawat. Penelitian medis hingga kini tidak menemukan perbedaan yang berarti antara timbulnya jerawat pada dua kelompok manusia, salah satu kelompok mengkonsumsi makanan di atas dan yang lain tidak. Tetapi, dalam buku The Acne Prescription, dermatologis radikal Nicholas Perricone menuturkan bahwa ini juga merupakan sebuah mitos, dan menyarankan diet khusus dengan menu ikan yang banyak dan sedikit gula.
  • Seks. Mitos umum menyatakan masturbasi dan tidak menikah dapat menyebabkan jerawat. Namun tidak ada bukti medis yang menguatkan pendapat ini

leukimia

Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak
Gizi.net - Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.

Pendapat itu disampaikan dr Maria Abdulsalam dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media, di sela-sela seminar ilmiah bertema Kanker pada anak yang diselenggarakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia, Kamis (12/2) di Jakarta.

Maria yang membahas pentingnya deteksi dini kanker pada anak menjelaskan selama ini keluarga atau masyarakat belum mengetahui tentang bagaimana tanda-tanda kanker pada anak. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker, menyebabkan penanganan penyakit keganasan itu lambat di Indonesia.

''Keluarga baru membawa anaknya ke rumah sakit umumnya sudah dalam kondisi stadium lanjut atau parah. Di RSUPN lebih dari 60% kasus semacam ini,'' jelas spesialis anak ini.

Selain Maria, hadir dalam seminar itu sejumlah pembicara lain, yaitu Prof dr RM Padmosantjojo SpBS, dr Lumongga Simanungsong SpM (K), dr Djajadiman Gatot SpA (K), dan dr Endang Windiastuti SpA (K).

Lebih lanjut, Maria mengatakan, meskipun angka kejadian kanker pada anak relatif jarang, yakni satu sampai tiga persen dari seluruh kanker manusia, tetapi masyarakat perlu mengetahui adanya informasi yang benar dan jelas mengenai penyakit kanker.

''Informasi perlu disebarkan sehingga masyarakat termasuk puskesmas sebagai garis depan bisa tahu dengan baik,'' tambahnya.

Maria menambahkan, apabila di dalam keluarga terdapat salah satu anggotanya mengidap kanker, sebaiknya anaknya perlu melakukan deteksi dini kanker untuk pencegahan. ''Pencegahannya dengan mengonsumsi vitamin A dan C, buah maupun sayuran yang kaya akan serat.''

Kendati kanker pada anak cukup jarang, namun hingga kini kanker darah (leukemia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Hingga kini penyebab kanker sendiri belum diketahui dengan pasti. Namun, penyakit ini bisa dilihat dari faktor risiko, seperti genetika (keturunan) dan lingkungan antara lain infeksi virus, bahan kimia atau obat, radiasi, makanan, dan sebagainya.

Gejala

Sementara itu, dr Djajadiman Gatot menjelaskan, terjadinya leukemia pada anak disebabkan bertambahnya sel darah abnormal secara berlebihan dan tidak terkendali. ''Penyebarannya ke seluruh bagian tubuh mengakibatkan gangguan atau merusak fungsi tubuh,'' jelasnya.

Tanda-tanda yang perlu dikenali dalam leukimia ini, lanjut spesialis anak ini, antara lain sakit kepala, mual, muntah, kesadaran menurun dan kejang. ''Gejala lainnya berupa pucat mendadak tanpa diketahui sebabnya, panas, terjadi perdarahan, nyeri sendi sampai kepada gagal ginjal. Hati mengalami pembengkakan demikian juga testis mengalami pembesaran.''

Bila ada gejala atau tanda demikian, kata Djaja, perlu segera dibawa ke dokter. ''Pemeriksaan harus lengkap untuk menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium supaya bisa dicegah sejak awal.''

Demikian juga dengan tumor otak yang jumlah penderitanya cukup banyak belakangan ini, masyarakat harus tahu gejala atau tanda klinis yang sangat khas.

Menurut Prof Dr RM Padmosantjojo, Kepala Bagian Saraf FKUI, gejala adanya tumor otak bisa dilihat dari seringnya gangguan pada kesadaran, penglihatan, berbicara, keseimbangan, kekuatan anggota gerak maupun pertumbuhan.

''Gejala lainnya terjadi perubahan mental, sering kejang dan mati rasa. Tetapi gejala ini muncul tergantung letak tumor. Biasanya akibat kehilangan fungsi bagian otak yang menjadi tumor dan kehilangan fungsi bagian otak yang tertekan. Biasanya yang khas dalam tumor otak adalah kepala anak tumbuh membesar,'' kata spesialis bedah saraf ini.

Selain itu, lanjut Padmo, ciri khas yang perlu diperhatikan adalah anak sering mual disertai muntah yang bersifat proyektil (menyemprot).

Sedangkan tumor abdomen pada anak, menurut dr Endang Windiastuti SpA (K) memiliki ciri khas berat badan turun, diare, adanya sindrom horner, demam, adanya gangguan saat anak berdiri atau tiba-tiba tidak bisa jalan serta mata menonjol. (Nda/V-1) 

uterotonika

Pdpersi, Jakarta - Banyak masalah yang kini diwaspadai pakar kesehatan Indonesia berkaitan dengan terus berlangsungnya krisis multidimensial di negeri ini. Diantara masalah itu adalah, bangkitnya kembali angka kesakitan dan kematian akibat TB Paru, "lost generation" akibat kurang gizi pada anak, dan kematian ibu-anak dalam proses kelahiran.

Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka kematian maternal yang masih tinggi. Selain faktor kemiskinan dan masalah aksesibilitas penanganan kelahiran, 75 persen hingga 85 persen kematian maternal disebabkan obstetri langsung, terutama akibat perdarahan. Padahal, 90 persen dari kematian itu bisa dihindari.

Walau kebanyakan ibu sudah memeriksakan kehamilannya di pusat pelayanan kesehatan secara teratur, namun 70 persen persalinan masih terjadi di rumah. Masalahnya, sangat sedikit pihak yang mengetahui diagnosa dan pengelolaan perdarahan akibat keadaan "darurat" ini. Jika saja hal ini bisa dilakukan, bukan mustahil angka kematian ibu dapat ditekan.

Perdarahan Pasca Persalinan

Dalam buku "Panduan Kesehatan Keluarga" disebutkan, batasan perdarahan pasca persalinan adalah setiap perdarahan yang lebih dari 500 cc (perdarahan abnormal atau patologik), yang terjadi dua hingga empat jam pertama setelah anak lahir. Perdarahan dianggap normal (fisiologik) manakala darah yang keluar kurang dari 500 cc.

Berbagai penyebab perdarahan pada persalinan adalah:
  • Perdarahan karena atonia uteri, terjadi bila kontraksi rahim kurang baik atau lembek. Perdarahannya berasal dari bekas menempelnya plasenta, akibat terbukanya pembuluh darah besar pada plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan.
  • Perdarahan karena robekan jalan lahir.
  • Perdarahan akibat gangguan pembekuan darah (jarang).
Bila dihadapkan dengan perdarahan pasca persalinan, pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah, apakah perdarahan terjadi akibat robekan jalan lahir (biasanya robekan serviks/leher rahim), atau apakah karena kontraksi rahim kurang baik (atonia uteri)?

Penanganan setiap keadaan (robekan jalan lahir atau atonia uteri), memerlukan pengelolaan yang berlainan. Apabila ternyata perdarahan yang terjadi bukan akibat robekan jalan lahir, maka pertanyaan yang diajukan berikutnya adalah, apakah ari-ari (plasenta) sudah lahir atau belum?

Nah, upaya membedakan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:
  • Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).
    1. Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.
    2. Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.
    3. Bila kontraksi lembek setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi tidak atau lambat menjadi keras.
  • Robekan jalan lahir (robekan jaringan lunak).
    1. Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.
    2. Perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus. Penanganannya, ambil spekulum dan cari robekan.
    3. Setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung mengeras tapi perdarahan tidak berkurang.
Dalam keadaan apapun, robekan jalan lahir harus dapat dikesampingkan. Tak jarang, perdarahan terjadi karena atonia dan robekan. Perdarahan pada kala III (kala uri) sebelum atau sesudah lahirnya plasenta, merupakan penyebab utama kematian ibu bersalin. Salah satu upaya mengatasi perdarahan pasca persalinan ini adalah dengan obat.

Pencegahan dengan Obat

Yang dimaksud pencegahan dengan obat adalah pemberian obat uterotonika setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu.

Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu;
  • Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
    1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
    2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
    3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
    4. Bekas operasi Caesar.
    5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
    Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu seyogyanya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri.
  • hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
    1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
    2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
    3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
    4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
    5. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.

Perdarahan karena Atonia

Bila terjadi perdarahan sebelum plasenta lahir (Retensia plasenta), ibu harus segera minta pertolongan dokter rumah sakit terdekat. Untuk daerah terpencil dimana terdapat bidan, maka bidan dapat melakukan tindakan dengan urutan sebagai berikut:
  • Pasang infus.
  • Pemberian uterotonika intravena tiga hingga lima unit oksitosina atau ergometrin 0,5 cc hingga 1 cc.
  • Kosongkan kandung kemih dan lakukan masase ringan di uterus.
  • Keluarkan plasenta dengan perasat Crede, bila gagal, lanjutkan dengan;
  • Plasenta manual (seyogyanya di rumah sakit).
  • Periksa apakah masih ada plasenta yang tertinggal. Bila masih berdarah;
  • Dalam keadaan darurat dapat dilakukan penekanan pada fundus uteri atau kompresi aorta.
Bila perdarahan terjadi setelah plasenta lahir, dapat dilakukan:
  • Pemberian uterotonika intravena.
  • Kosongkan kandung kemih.
  • Menekan uterus-perasat Crede.
  • Tahan fundus uteri/(fundus steun) atau kompresi aorta.
Tentu saja, urutan di atas dapat dilakukan jika fasilitas dan kemampuan penolong memungkinkan. Bila tidak, rujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan operasi histerektomi, dengan terlebih dahulu memberikan uterotonika intravena serta infus cairan sebagai pertolongan pertama.

Perdarahan karena Robekan Jalan Lahir

Perdarahan pasca persalinan yang terjadi pada kontraksi uterus yang kuat, keras, bisa terjadi akibat adanya robekan jalan lahir (periksa dengan spekulum dan lampu penerangan yang baik-red). Bila sudah dapat dilokalisir dari perdarahannya, jahitlah luka tersebut dengan menggunakan benang katgut dan jarum bulat.

Untuk robekan yang lokasinya dalam atau sulit dijangkau, berilah tampon padat liang senggama/vagina dan segera dirujuk dengan terlebih dahulu memasang infus dan pemberian uterotonika intravena.

Nah, setelah semuanya lewat, sang ibu pun larut dalam kebahagiaan bersama bayinya tercinta.

retensio plasenta

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.

Pembagian perdarahan post partum :
1. Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi
selama 24 jam setelah anak lahir.
2. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi
setelah 24 jam anak lahir. Biasanya hari ke 5-15 post partum.

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum :
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.

Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan penyebabnya :
1. Atoni uteri (50-60%).
2. Retensio plasenta (16-17%).
3. Sisa plasenta (23-24%).
4. Laserasi jalan lahir (4-5%).
5. Kelainan darah (0,5-0,8%).

Etiologi perdarahan post partum :
1. Atoni uteri.
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban.
3. Jalan lahir : robekan perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim.
4. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia
yang sering dijumpai :
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.

Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri :
- Umur
- Paritas
- Partus lama dan partus terlantar.
- Obstetri operatif dan narkosa.
- Uterus terlalu regang dan besar misalnyaa pada gemelli, hidramnion atau janin
besar.
- Kelainan pada uterus seperti mioma uterii, uterus couvelair pada solusio plasenta.
- Faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi.

Cara membuat diagnosis perdarahan post partum :
1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus.
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak.
3. Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
- Sisa plasenta dan ketuban.
- Robekan rahim.
- Plasenta suksenturiata.
4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, hemoglobin, clot observation test
(COT), dan lain-lain.

Perdarahan post partum adakalanya merupakan perdarahan yang hebat maupun perdarahan perlahan-lahan tetapi terus-menerus. Keduanya dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan dapat menjadi syok. Oleh karena itu penting sekali pada setiap ibu bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin; serta pengawasan tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu, kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.

Beberapa menit setelah janin lahir, biasanya mulai terjadi proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta (his pengeluaran plasenta).

Penanganan Perdarahan Post Partum
__________________________________

Penanganan perdarahan post partum berupa mencegah perdarahan post partum, mengobati perdarahan kala uri dan mengobati perdarahan post partum pada atoni uteri.

Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim (uterotonika). Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan.

Cara mengobati perdarahan kala uri :
- Memberikan oksitosin.
- Mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 kali).
- Mengeluarkan plasenta dengan tangan.

Pengeluaran plasenta dengan tangan segera sesudah janin lahir dilakukan bila :
- Menyangka akan terjadi perdarahan post ppartum.
- Perdarahan banyak (lebih 500 cc).
- Retensio plasenta.
- Melakukan tindakan obstetri dalam narkossa.
- Riwayat perdarahan post partum pada perssalinan yang lalu.

Jika masih ada sisa-sisa plasenta yang agak melekat dan masih terdapat perdarahan segera lakukan utero-vaginal tamponade selama 24 jam, diikuti pemberian uterotonika dan antibiotika selama 3 hari berturut-turut dan pada hari ke-4 baru dilakukan kuretase untuk membersihkannya.

Jika disebabkan oleh luka-luka jalan lahir, luka segera dijahit dan perdarahan akan berhenti.

Pengobatan perdarahan post partum pada atoni uteri tergantung banyaknya perdarahan dan derajat atoni uteri yang dibagi dalam 3 tahap :
1. Tahap I : perdarahan yang tidak banyak dapat diatasi dengan memberikan
uterotonika, mengurut rahim (massage) dan memasang gurita.
2. Tahap II : bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak, selanjutnya
berikan infus dan transfusi darah lalu dapat lakukan :
- Perasat (manuver) Zangemeister.
- Perasat (manuver) Fritch.
- Kompresi bimanual.
- Kompresi aorta.
- Tamponade utero-vaginal.
- Jepit arteri uterina dengan cara Henkel.
3. Tahap III : bila belum tertolong maka usaha terakhir adalah menghilangkan
sumber perdarahan dengan 2 cara yaitu meligasi arteri hipogastrika atau
histerektomi.

Retensio Plasenta
_________________

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir.

Penyebab retensio plasenta :
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih
dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
a. Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih
dalam.
b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium.
c. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
serosa.
d. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum
dinding rahim.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserata).

Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.

Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh. Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan.

Penanganan retensio plasenta berupa pengeluaran plasenta dilakukan apabila plasenta belum lahir dalam 1/2-1 jam setelah bayi lahir terlebih lagi apabila disertai perdarahan.

Tindakan penanganan retensio plasenta :
1. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede.
2. Mengeluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta).
3. Memberikan transfusi darah bila perdarahan banyak.
4. Memberikan obat-obatan misalnya uterotonika dan antibiotik.

Manual plasenta :
1. Memasang infus cairan dekstrose 5%.
2. Ibu posisi litotomi dengan narkosa dengan segala sesuatunya dalam keadaan
suci hama.
3. Teknik : tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan dimasukkan dalam
rongga rahim dengan menyusuri tali pusat sebagai penuntun. Tepi plasenta
dilepas - disisihkan dengan tepi jari-jari tangan - bila sudah lepas ditarik keluar.
Lakukan eksplorasi apakah ada luka-luka atau sisa-sisa plasenta dan
bersihkanlah. Manual plasenta berbahaya karena dapat terjadi robekan jalan
lahir (uterus) dan membawa infeksi.

Inversio Uteri
_______________

Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.

Pembagian inversio uteri :
1. Inversio uteri ringan : fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri
namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang : terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina.
3. Inversio uteri berat : uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah
keluar vagina.

Penyebab inversio uteri :
1. Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan
intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
2. Tindakan : cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang
dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya inversio uteri :
1. Uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya.
2. Tarikan tali pusat yang berlebihan.
3. Patulous kanalis servikalis.

Frekuensi inversio uteri : angka kejadian 1 : 20.000 persalinan.

Diagnosis dan gejala klinis inversio uteri :
1. Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat,
perdarahan yang banyak sampai syok. Apalagi bila plasenta masih melekat dan
sebagian sudah ada yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan dalam :
- Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri
cekung ke dalam.
- Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba
tumor lunak.
- Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).

Penanganan inversio uteri :
1. Pencegahan : hati-hati dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong
rahim atau melakukan perasat Crede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam
menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta dengan tajam.
2. Bila telah terjadi maka terapinya :
- Bila ada perdarahan atau syok, berikan infus dan transfusi darah serta perbaiki
keadaan umum.
- Segera itu segera lakukan reposisi kalau perlu dalam narkosa.
- Bila tidak berhasil maka lakukan tindakan operatif secara per abdominal
(operasi Haultein) atau per vaginam (operasi menurut Spinelli).
- Di luar rumah sakit dapat dibantu dengan melakukan reposisi ringan yaitu
dengan tamponade vaginal lalu berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

asam urat

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.

Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.

Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.

Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin sangat tinggi.Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan --seperti hati, jantung, babat, dan limfa.

KONSUMSI jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, di antaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salah satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya diri mengalami sakit pada persendian.

Penyebab
Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.

Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.

Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejalanya.

Penyakit radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat darah disebut dengan artritis gout atau artritis pirai. Artritis gout yang akut disebabkan oleh reaksi radang jaringan terhadap pembentukan kristal urat. Pada sebagian besar kasus gout riwayat penyakit dan gambaran klinis bersifat khusus, sehingga kadang-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.
Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout) jika kondisinya memenuhi beberapa syarat dan biasanya perjalanan penyakitnya klasik sekali, seperti mempunyai gejala yang khas penyakit gout, mempunyai perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam kadar tinggi dalam darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari cairan sendi atau tofus (benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat yang berbentuk jarum.

Lebih banyak pria

Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause.

Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.

Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut.

Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat.

Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih

Kadar Normal

Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia.

Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.

Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi.

Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.

Gambaran Klinis

Artritis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang.

Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.

Serangan yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Karena itu bisa saja terjadi, siang hari sampai menjelang tidur tidak ada keluhan, tetapi pada tengah malam penderita mendadak terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau serangan ini datang, penderita akan merasakan sangat kesakitan walau tubuhnya hanya terkena selimut atau bahkan hembusan angin.

Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.

Bahkan, dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang penyakit gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh sendiri, sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan pertama kali ini akan hilang sendiri.

Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.

Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

Faktor Risiko

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.

Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.

Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan asam urat.

Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.

KALAU menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan masalah makanan. Makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi apakah merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Maka untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat badan.
Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.

Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu, siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan artritis gout:
  • Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).
  • Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).

Tujuan utama pengobatan artritis gout adalah:

  • Mengobati serangan akut secara baik dan benar
  • Mencegah serangan ulangan artritis gout akut
  • Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat
  • Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.
  • Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.

Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pula penyembuhannya.
Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (antirematik) dan obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat/meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih (probenecid) atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol)).

Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-garaman empendu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.

Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

  • Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.

  • Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

  • Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.

prematuritas

Prematuritas merupakan penyebab utama dari kelainan dan kematian pada bayi yang baru lahir. Beberapa organ dalam bayi mungkin belum berkembang sepenuhnya sehingga bayi memiliki risiko tinggi untuk menderita penyakit tertentu.

Prematuritas adalah suatu keadaan yang belum matang yang ditemukan pada bayi yang lahir ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Penyebab terjadinya kelahiran prematur umumnya tidak diketahui. Namun, 15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari satu janin).

Faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya persalinan prematur adalah:

  • Kehamilan di usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun)
  • Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur
  • Golongan sosial-ekonomi rendah
  • Keadaan gizi yang kurang
  • Penyalahgunaan obat

Masalah-masalah pada ibu yang menjadi penyebab terjadinya prematuritas dapat berupa :

  • Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya
  • Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak diketahui
  • Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksi selaput ketuban)
  • Kelainan pada rahim atau leher rahim
  • Ketuban pecah sebelum waktunya
  • Plasenta previa (uri yang menutup mulut rahim)
  • Pre-eklamsi (suatu keadaan yang biasa terjadi pada trimester kedua kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, adanya protein dalam air kemih, dan pembengkakan pada tungkai)
  • Penyakit jantung
  • Diabetes melitus

Perlu diketahui, gejala fisik pada bayi yang prematur, yaitu:

  • Ukuran tubuh yang kecil
  • Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)
  • Kulitnya tipis, terang, dan berwarna pink (tembus cahaya)
  • Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan)
  • Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput
  • Rambut yang jarang
  • Telinga tipis dan lembek
  • Tangisannya lemah
  • Kepala relatif besar
  • Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi yang lahir cukup bulan)
  • Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk
  • Pernafasan yang tidak teratur
  • Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit (pada anak laki-laki)
  • Labia mayora belum menutupi labia minora (pada anak perempuan)

Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Agar bisa bernafas dengan bebas, ketika si bayi lahir, kantung udara (alveoli) harus dapat terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli akan membuka lebar karena adanya suatu bahan yang disebut surfaktan, yang dihasilkan oleh paru-paru dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Bayi prematur seringkali tidak menghasilkan surfaktan dalam jumlah yang memadai, sehingga alveolinya tidak tetap terbuka. Di antara saat-saat dia bernafas, paru-parunya benar-benar mengempis, akibatnya terjadi Sindroma Distres Pernafasan. Sindroma tersebut bisa menyebabkan kelainan lainnya dan pada beberapa kasus dapat berakibat fatal.

Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan si bayi mengalami gangguan refleks menghisap atau menelan dan rentan terhadap terjadinya perdarahan otak. Selain paru-paru yang belum berkembang, bayi yang prematur juga memiliki otak yang belum berkembang. Hal tersebut bisa menyebabkan apneu (nafas berhenti), karena pusat pernafasan di otak mungkin belum matang.

Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi dalam pemberian makanan. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan membatasi jumlah makanan atau cairan yang diberikan, sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah.

Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang normal untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi yang baru lahir, terutama yang lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah yang meningkat, dan akhimya dapat menyebabkan sakit kuning (jaundice). Peningkatan tersebut terjadi karena fungsi hatinya masih belum matang dan karena kemampuan makan dan kemampuan mencernanya masih belum sempurna. Jaundice umumnya bersifat ringan dan akan menghilang sejalan dengan perbaikan fungsi pencernaan bayi.

Selain itu, sistem kekebalan pada bayi prematur juga belum berkembang dengan sempurna. Mereka belum dapat menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya melalui plasenta. Risiko terjadinya infeksi yang serius pada bayi prematur adalah cukup tinggi. Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi (peradangan pada usus).

Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah. Gula darahnya bisa saja tinggi (hiperglikemia), maupun rendah (hipoglikemia). Bayi juga mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang lambat, serta keterbelakangan mental dan motorik.

Pemeriksaan atau diagnosa yang biasa dilakukan pada bayi prematur, yaitu:

  • Rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru
  • Analisa gas
  • Kadar gula darah
  • Kadar kalsium darah
  • Kadar bilirubin
Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukannya secara teratur. Survey menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik dapat mengurangi angka kejadian prematuritas dan angka kesakitan akibat persalinan

perdarahan ante partum

proses persalinan dibagi menjadi 4 kala. Kala I adalah kala pembukaan leher rahim hingga mencapai 10 cm, kala II adalah kala pengeluaran janin, kala III adalah kala pelepasan dan pengeluaran plasenta dan kala IV adalah kala mulai dari pengeluaran plasenta sampai 1 jam setelahnya.

Pada pelepasan plasenta dari dinding rahim selalu tejadi perdarahan. Biasanya perdarahan itu tidak banyak karena rahim berkontraksi menekan pembuluh darah yang terbuka, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah. Seorang wanita yang sehat dapat kehilangan 500 ml darah tanpa akibat buruk. Bila perdarahan yang terjadi setelah anak lahir lebih dari 500 ml, dikatakan perdarahan postpartum.

Perdarahan postpartum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari rahim dan sebagian lagi belum; karena perlukaan pada jalan lahir atau karena atonia uteri. Atoni uteri merupakan sebab terpenting perdarahan postpartum.

Atonia uteri dapat terjadi karena proses persalinan yang lama; pembesaran rahim yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada hamil kembar atau janin besar; persalinan yang sering (multiparitas) atau anestesi yang dalam. Atonia uteri juga dapat terjadi bila ada usaha mengeluarkan plasenta dengan memijat dan mendorong rahim ke bawah sementara plasenta belum lepas dari rahim.

Perdarahan yang banyak dalam waktu pendek dapat segera diketahui. Tapi bila perdarahan sedikit dalam waktu lama tanpa disadari penderita telah kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya. Pada perdarahan karena atonia uteri, rahim membesar dan lembek.
Terapi terbaik adalah pencegahan. Anemia pada kehamilan harus diobati karena perdarahan yang normalpun dapat membahayakan seorang ibu yang telah mengalami anemia. Bila sebelumnya pernah mengalami perdarahan postpartum, persalinan berikutnya harus di rumah sakit. Pada persalinan yang lama diupayakan agar jangan sampai terlalu lelah. Rahim jangan dipijat dan didorong ke bawah sebelum plasenta lepas dari dinding rahim.

Pada perdarahan yang timbul setelah janin lahir dilakukan upaya penghentian perdarahan secepat mungkin dan mengangatasi akibat perdarahan. Pada perdarahan yang disebabkan atonia uteri dilakukan massage rahim dan suntikan ergometrin ke dalam pembuluh balik. Bila tidak memberi hasil yang diharapkan dalam waktu singkat, dilakukan kompresi bimanual pada rahim, bila perlu dilakukan tamponade utero vaginal, yaitu dimasukkan tampon kasa kedalam rahim sampai rongga rahim terisi penuh. Pada perdarahan postpartum ada kemungkinann dilakukan pengikatan pembuluh nadi yang mensuplai darah ke rahim atau pengangkatan rahim

mioma uteri

Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat disekitarnya. Pada beberapa kepustakaan disebutkan, mioma uteri juga sering disebut dengan Leiomioma, Fibromioma atau Fibroid, hal ini mungkin karena memang otot uterus atau rahimlah yang memegang peranan dalam terbentuknya tumor ini.

Penyebab pasti dari mioma sampai detik ini belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga ada peranan hormon estrogen yang berperanan disamping faktor keturunan. Beberapa ahli dalam penelitiannya menemukan bahwa pada otot rahim yang berubah menjadi mioma ditemukan reseptor estrogen yang lebih banyak daripada otot rahim normal.

Lalu bagaimana gejala dan tanda klinis yang muncul pada pasien dengan mioma? Keluhan yang dirasakan dan temuan klinis yang diperoleh oleh seorang dokter sangat terggantung dari lokasi mioma, besarnya serta perubahan perubahan yang terjadi pada organ sekitarnya. Keluhan itu antara lain: perdarahan abnormal, rasa nyeri yang kelewatan, kalau miomanya menekan kandung kencing yang letaknya di bawah rahim maka akan terjadi gangguan kencing. Bila pasien mioma hamil maka bisa terjadi keguguran spontan. Gejala lain yang cukup menakutkan yaitu infertilitas alias mandul.

Pengobatannya bagaimana? Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi, hanya perlu diamati tiap 3 - 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Pembedahan dan pengangkatan mioma dilakukan bila besarnya mioma melebihi besar rahim seperti pada kehamilan 12 - 14 minggu. Sayangnya pada beberapa pasien atau sekitar 15 - 40% terjadi kekambuhan setelah dilakukan miomektomi atau pengangkatan mioma dan 2/3-nya memerlukan pembedahan lagi.

ca mammae

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.

Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berpengaruh adalah :
1. Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
7. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen.
8. Obesitas pasca menopause.
9. Pemakaian alkohol.
10 Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
11. Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
12. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara.
13 Penyinaran.

Gejala dan Tanda
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.

Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Pencegahan
Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.

Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhan jika masih pada stadium dini.

Sadari, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.

Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.

Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.

pre eklamsi

Apa itu ekalmsi? eklamsi adalah kejang akibat pre-eklamsi, tindakan yang mungkin dilakukan adalah meyelamatkan ibu dan bayinya, biasanya bayi yang lahir dengan kasus ini akan lahir dengan berat badan rendah atau kurang gizi.

Pre-eklamsi dijelaskan oleh sebuah teori yang dikeluarkan oleh Dr Haig "pre-eklamsi adalah bentuk ekstrem dari strategi yang umum digunakan oleh semua janin. Dalam hal ini, janin meningkatkan tekanan darah si ibu untuk mendorong lebih banyak darah ke arah plasenta yang umumnya bertekanan rendah.

Dalam hal ini, pre-eklamsi berkaitan erat dengan jumlah substansi yang diinjeksikan janin ke aliran darah si ibu. Karena itu, pre-eklamsi baru terjadi jika si janin terlalu banyak menginjeksikan substansi ke aliran darah si ibu.

Mengapa si janin melakukan hal itu, Dr Haig mengatakan, si janin terpaksa melakukan hal itu, kemungkinan karena kesulitan mendapatkan makanan. Dengan kata lain, makanan si janin kurang tercukupi."

Teori ini dilengkapi oleh "Teori Dr Haig menarik perhatian Dr Ananth Karumanchi dan para koleganya dari Sekolah Medis Harvard. Mereka berhasil membuktikan kebenaran teori Dr Haig. Karumanchi dan kolega menemukan penyebab pre-eklamsi. Dikatakan, pre-eklamsi terjadi ketika si ibu terlalu banyak mendapatkan asupan protein sangat tinggi yang disebut (mudah larut) fms (sfms) seperti tirosin kinase 1 atau sFlt1 atau yang sejenis itu.

Teori itu dibuktikan pula melalui laboratorium lain yang berakhir dengan kesimpulan membenarkan. Dalam penelitian lebih lanjut, Karumanchi mengindikasikan bahwa protein sangat tinggi itu berpengaruh pada kemampuan si ibu dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil di pembuluh darahnya.

Seiring dengan semakin banyaknya kerusakan pembuluh darah, tekanan darah pun meningkat. Seperti dugaan Dr Haig, protein tinggi itu diproduksi oleh janin, bukan si ibu."

Bagaimana tanda-tanda yang harus diwaspadai untuk mencegah hal ini, Setiap wanita hamil yang mempunyai tekanan darah 140/90, akan mengalami edema (bengkak) pada wajah dan tangan. Albuminuri plus 1 atau lebih, atau yang tekanan darahnya naik 30 mm Hgsystolic dan 15 mm Hg diastolicbisa diangap preeklamsi. Pasien yang memiliki tekanan darah 150/110 dengan edema yang jelas, atau albuminuri dapat dikatakan mengalami preeklamsi berat.

Pengobatan yang ditujukan untuk menyelamatkan ibu dan si jabang bayi, yaitu dengan rawat jalan, dan istirahat yang cukup, serta dengan pemeriksaan rutin dokter setiap dua hari sekali. Jika kondisinya membaik, kehamilan dapat diteruskan sampai mendekati term. Sesudah minggu ke 34 dan 35, kebanyakan pasien dengan preeklamsi harus segera melahirkan.

Sedangkan datangnya eklamsi biasanya di dahului oleh timbulnya gejala kaburnya penglihatan, kebingungan, nyeri, pendarahan, dan observasi denyut nadi janin.

Untuk pencegahan terjadinya kasus ini seringlah mengontrol kehamilan dan hal-hal yang diperiksa adalah : tekanan darah, pengukuran berat badan, pemeriksaan urine, pemeriksaan fisik, menanyakan keluhan dsb

abortus...

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram. Jadi untuk bisa mengatakan seorang wanita mengalami abortus haruslah memenuhi persyaratan diatas. Namun di beberapa buku yang saya baca ada yang menggunakan patokan umur kehamilan 28 minggu, tetapi sebagian besar menyebut angka 20 minggu.

Setelah tahu tentang apa itu abortus, mulailah sekarang kita membahas, apa yang menyebabkan terjadinya abortus. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya :

  1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.
  2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
  3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
  4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.

Nah, itulah 4 hal yang paling sering menyebabkan keguguran atau abortus pada ibu hamil sehingga untuk pencegahannya kudu dilakukan pemeriksaan yang komprehensip atau mendetail terhadap kelainan kelainan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya abortus.

diabetes.....

Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri.

Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.

Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.

Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.

Sebagian besar kasus diabetes adalah diabetes tipe 2 yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya sebesar 5%. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya.

Berikut ini hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang diabetes untuk meningkatkan kesadaran akan diabetes :

  1. Apa sih Diabetes Mellitus?
  2. Ketahui Penyebab & Tipe Diabetes Mellitus
  3. Sulitnya Membaca Gejala Diabetes
  4. Mendiagnosis Diabetes Mellitus
  5. Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan
  6. Terapi Untuk Diabetes Mellitus
  7. Mencegah Bahaya Komplikasi
  8. Hindari Diabetes dengan Ubah Gaya Hidup

Setelah mengetahui semua hal yang tentang diabetes, jangan lewatkan:

z
Expert Review oleh ahli penyakit dalam spesialis endokrin metabolik diabetes yaitu Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, FACE yang juga Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA).
z Pentingnya Pemantauan Pengujian gula darah bagi diabetesi
z Bagi Anda Diabetesi , PASTIKAN
Monitor selalu..!! Si Manis dalam Darah Anda

Apa sih Diabetes Mellitus?

gejala diabetesDiabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.

Nah, berapa kadar gula darah yang disebut tinggi? Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.

Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak.

Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.

Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi.

Ketahui Penyebab & Tipe Diabetes Mellitus

Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Ada 2 tipe Diabetes Mellitus, yaitu:

  1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)
  2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)
Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin
Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif
Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja.
Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun
Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik.
Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas.
90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur
Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga

Penyebab diabetes lainnya adalah:

  • Kadar kortikosteroid yang tinggi
  • Kehamilan diabetes gestasional), akan hilang setelah melahirkan.
  • Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
  • Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

Sulitnya Membaca Gejala Diabetes

gejala diabetesGejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemih.

Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).

Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.

Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2

Timbul tiba-tiba.

Tidak ada gejala selama beberapa tahun. Jika insulin berkurang semakin parah maka sering berkemih dan sering merasa haus.

Berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum.

Jarang terjadi ketoasidosis.

Pada penderita diabetes tipe 1, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar gula di dalam darah tinggi tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain.

Sumber untuk energi dapat berasal dari lemak tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).

Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah.

Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.

Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius.

Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis.

Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

Mendiagnosis Diabetes Mellitus

Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejalanya yaitu 3P (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi (tidak normal). Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan.

Perlu perhatian khusus bagi penderita yang berusia di atas 65 tahun. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa dan jangan setelah makan karena usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.

Kriteria Diagnostik Gula darah (mg/dL)

Bukan Diabetes Pra Diabetes Diabetes
Puasa <> 110-125 > 126
Sewaktu <> 110-199 > 200

Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil. Hal ini untuk mendeteksi diabetes yang sering terjadi pada wanita hamil.

Penderita berpuasa dan contoh darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa. Lalu penderita diminta meminum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa dan 2-3 jam kemudian contoh darah diambil lagi untuk diperiksa.

Hasil glukosa contoh darah dibandingkan dengan kriteria diagnostik gula darah terbaru yang dikeluarkan oleh PERKENI tahun 2006.

Sebelum berkembang menjadi diabetes tipe 2, biasanya selalu menderita pra-diabetes, yang memiliki gejala tingkat gula darah lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosa diabetes. Setidaknya 20% dari populasi usia 40 hingga 74 tahun menderita pra-diabetes.

Penelitian menunjukkan beberapa kerusakan dalam jangka panjang, terutama pada jantung dan sistem peredaran darah selama pra-diabetes ini. Dengan pre-diabetes, anda akan memiliki resiko satu setengah kali lebih besar terkena penyakit jantung. Saat Anda menderita diabetes, maka risiko naik menjadi 2 hingga 4 kali.

Akan tetapi, pada beberapa orang yang memiliki pra-diabetes, kemungkinan untuk menjadi diabetes dapat ditunda atau dicegah dengan perubahan gaya hidup. Diabetes dan pra-diabetes dapat muncul pada orang-orang dengan umur dan ras yang beragam, tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko lebih tinggi.

Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan

komplikasi diabetesDiabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.

Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes.

Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.

Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke.

Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).

Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.

Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.

Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

Terapi Untuk Diabetes Mellitus

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan.

Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.

Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.

Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral.

Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.

Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:

  1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
  2. Terapi Sulih Insulin

1. Obat hipoglikemik oral

Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.

Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus.

Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup.

Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.
Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.

2. Terapi Sulih Insulin

insulinPada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).

Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.

Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.

Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda:

  1. Insulin kerja cepat.
    Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
    Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
    Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.

  2. Insulin kerja sedang.
    Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
    Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam.
    Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

  3. Insulin kerja lambat.
    Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
    Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.

Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa kemana-mana.

Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:

* Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya
* Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya
* Aktivitas harian penderita
* Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya
* Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.

Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal.

Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau ketika hendak tidur malam.

Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang hari.

Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya; penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam makanan dan olah raga.

Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.

Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.

Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.

Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi.

Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

Mencegah Bahaya Komplikasi

Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang penting dari pengobatan diabetes. Adanya glukosa bisa diketahui dari air kemih; tetap pemeriksaan air kemih bukan merupakan cara yang baik untuk memantau pengobatan atau menyesuaikan dosis pengobatan.

Saat ini kadar gula darah dapat diukur sendiri dengan mudah oleh penderita di rumah menggunakan alat pengukur glukosa darah. Penderita diabetes harus mencatat kadar gula darah mereka dan melaporkannya kepada dokter agar dosis insulin atau obat hipoglikemiknya dapat disesuaikan.

Insulin maupun obat hipoglikemik per-oral bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah sehingga terjadi hipoglikemia. Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah) juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan.

Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati.

Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala.

Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Jika terdapat tanda hipoglikemia, penderita harus segera makan gula.

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula atau tablet glukosa untuk menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya.

Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.

Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah:
* Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
* Sakit kepala
* Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
* Badan gemetaran
* Berkeringat
* Bingung
* Penurunan kesadaran, koma.

Ketoasidosis diabetikum merupakan suatu keadaan darurat. Tanpa pengobatan yang tepat dan cepat, bisa terjadi koma bahkan kematian. Penderita harus dirawat di unit perawatan intensif. Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang melalui air kemih yang berlebihan.

Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan. Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan.

Contoh darah arteri diambil untuk mengetahui keasamannya. Pengendalian kadar gula darah dan penggantian elektrolit biasanya bisa mengembalikan keseimbangan asam basa, tetapi kadang perlu diberikan pengobatan tambahan untuk mengoreksi keasaman darah.

Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum yaitu diberikan cairan dan elektrolit pengganti. Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman darahnya tidak terlalu berat.

Jika kadar gula darah tidak terkontrol, sebagian besar komplikasi jangka panjang berkembang secara progresif. Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan pembedahan laser untuk menyumbat kebocoran pembuluh darah mata sehingga bisa mencegah kerusakan retina yang menetap. Terapi laser dini bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya penglihatan.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah. Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan terapi misalnya patuh meminum obat.

Hindari Diabetes dengan Ubah Gaya Hidup

olahragaFaktor keturunan memiliki pengaruh apakah seseorang dapat terkena diabetes atau tidak. Selain keturunan, gaya hidup juga berperan besar. Diabetes tipe 2 sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Obesitas atau kegemukan merupakan pemicu terpenting penyebab diabetes.

Obesitas artinya berat badan berlebih minimal sebanyak 20% dari berat badan idaman. Juga berarti indeks masa tubuh lebih dari 25 kg/m2. Lemak yang berlebih akan menyebabkan resistensi terhadap insulin. Ini menjelaskan mengapa diet dan olahraga merupakan metode penatalaksanaan untuk diabetes tipe 2.

Dengan menurunkan berat badan dan meningkatkan massa otot, akan mengurangi jumlah lemak sehingga membantu tubuh memanfaatkan insulin dengan lebih baik. Ternyata ada hubungan antara diabetes tipe 2 dengan letak tumpukan lemak terbanyak. Bila timbunan lemak terbanyak terdapat di perut maka risiko terkena diabetes lebih tinggi.

Para peneliti juga percaya bahwa gen yang membawa sifat obesitas ikut berperan dalam menyebabkan diabetes. Gen yang bernama gen obes ini mengatur berat badan melalui protein pemberi kabar apakah kita lapar atau tidak. Pada percobaan dengan tikus, bila gen ini bermutasi maka tikus akan menjadi obes dan mengalami diabetes tipe 2.

Penelitian menunjukkan bahwa kegemukan berhubungan dengan waktu yang dihabiskan di depan TV dan komputer. Menonton TV akan menyebabkan tidak bergerak juga berpengaruh terhadap pola makan mengemil.

Bagaimana cara mengatasi kegemukan untuk menghindari diabetes?
Caranya mudah, murah dan efektif, antara lain:
1. Membiasakan diri untuk hidup sehat
2. Biasakan diri berolahraga secara teratur
3. Hindari menonton TV atau main komputer terlalu lama
4. Jangan mengkonsumsi permen, coklat, atau snack dengan kandungan garam yang tinggi.
5. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar karbohidrat dan lemak tinggi.
6. Konsumsi sayuran dan buah-buahan.

Expert Review

Umumnya, penderita diabetes mengetahui dirinya mengidap diabetes setelah terjadi komplikasi. Hal ini diungkapkan oleh Prof.DR.Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD,KEMD,FACE di kantornya di Bagian Metabolik dan Endokrin, FKUI/RSCM.

Diabetes itu seperti rayap, bekerja diam-diam merusak organ di dalam tubuh. Diabetes sering disebut sebagai “The Silent Killer”. “Namun, sebenarnya komplikasinya yang mematikan, bukan diabetesnya,” jelas Prof. Sidartawan.

Gejala diabetes pun tidak menakutkan, seperti banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), dan kencing lancar (poliuri). Menurut Prof. Sidartawan, dengan gejala seperti itu orang tidak pergi ke dokter. Sebaliknya jika tidak mau makan dan susah kencing, baru orang pergi ke dokter.

Diabetes mellitus bukan satu penyakit tetapi beberapa penyakit yang memiliki gejala kadar gulanya naik. Bisa disebabkan karena pankreasnya rusak (tipe 1), sekresi insulin menjadi berkurang (tipe 2), obat-obatan yang mengakibatkan pankreasnya rusak dan diabetes yang terjadi pada wanita hamil (gestational).

Gaya hidup yang bersalah

Mereka yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes adalah yang memiliki riwayat keluarga mengidap diabetes, memasuki usia di atas 40 tahun, kegemukan, tekanan darah tinggi, selain tentu saja pola makan yang salah.

Jumlah penderita diabetes di daerah perkotaan di Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di daerah pedesaan 5,5 juta orang. Diperkirakan, 1 dari 8 orang di Jakarta mengidap diabetes. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan, antara lain disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakatnya.

Diabetes tidak dapat disembuhkan

Karena diabetes tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, sudah saatnya kita melakukan tindakan pencegahan, antara lain tidak makan berlebihan, menjaga berat badan, dan rutin melakukan aktivitas fisik.

Olahraga juga dapat secara efektif mengontrol diabetes, antara lain dengan melakukan senam khusus diabetes, berjalan kaki, bersepeda, dan berenang. Diet dipadu dengan olahraga merupakan cara efektif mengurangi berat badan, menurunkan kadar gula darah, dan mengurangi stres.

Latihan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan risiko terkena serangan jantung, serta memacu pengaktifan produksi insulin dan membuatnya bekerja lebih efisien.

Komplikasi diabetes justru mematikan

Ancaman diabetes melitus terus membayangi kehidupan masyarakat. Sekitar 12–20% penduduk dunia diperkirakan mengidap penyakit ini dan setiap 10 detik di dunia orang meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan.

Komplikasi diabetes terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Selain kematian, DM juga menyebabkan kecacatan.

Sebanyak 30% penderita DM mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% harus menjalani amputasi tungkai kaki. Bahkan DM membunuh lebih banyak dibandingkan dengan HIV/AIDS.

Untuk penderita diabetes, komplikasi bisa dicegah dengan mengendalikan gula darah. Dokter tidak langsung meresepkan obat melainkan meminta pasien agar merubah lifestylenya. “Ubah life style dengan lebih aktif melakukan kegiatan jasmani dan mengatur makanan,” kata Prof. Sidaratawan.

Terapi untuk diabetisi

Bila ternyata mengubah gaya hidup tidak berhasil baru kemudian diberikan obat. Pemberian obat ini tergantung tipe, komplikasinya (penyakit ginjal, jantung, dll) dan berapa lama mengidap diabetes.

Obat untuk diabetes disebut obat hipoglikemik oral (OHO) terbagi menjadi 2 kelompok yaitu obat yang memperbaiki kerja insulin (seperti metformin, glitazone, dan akarbose) dan obat yang meningkatkan produksi insulin (seperti sulfonil, repaglinid dan natelinid dan insulin yang disuntikkan).

Kelompok pertama bekerja pada temapat dimana terdapat insulin yang mengatur gula darah seperti di hati, usus, otot dan jaringan lemak. Kelompok kedua meningkatkan pelepasan insulin ke sirkulasi, sedangkan insulin yang disuntikkan menambah kadar insulin di sirkulasi darah.

Ketidakpatuhan mengkonsumsi obat merupakan penyebab utama kegagalan terapi sehingga penderita diabetes perlu diedukasi. Sebaiknya penderita diabetes melakukan konsultasi secara berkala dengan dokter. Selain itu dituntut sikap disiplin dan kepatuhan dalam mengonsumsi obat maupun suntik insulin agar tidak terjadi komplikasi penyakit.

Cegah & Deteksi Diabetes

Di Indonesia, sekitar 95% kasus adalah diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2 ini, penyebabnya tidak hanya faktor keturunan tapi juga gaya hidup misalnya kegemukan yang terjadi akibat gaya hidup makan kaya lemak dan tidak berolahraga.

Faktor keturunan tidak bisa dicegah tapi gaya hidup bisa diubah. “Jangan sampai gemuk, jangan banyak makan makanan berlemak dan manis serta banyaklah bergerak,” saran Prof Sidartawan.

Risiko diabetes setiap tahunnya meningkat 30 persen, sehingga Prof. Sidartawan menyarankan agar melakukan pemeriksaan gula darah setahun sekali jika kita termasuk dalam satu atau dua dari faktor risiko diabetes.

Pentingnya Pemantauan Pengujian Gula Darah bagi Diabetesi

Pemantauan kadar gula darah penderita diabetes (diabetesi) secara teratur merupakan bagian yang penting dari pengendalian diabetes, terutama penderita DM tipe 1, DM tipe 2 dengan terapi insulin, DM tipe 2 yang sering mengalami hipoglikemia dan DM Gestasonal.

Pemantauan kadar gula darah ini penting karena membantu menentukan penanganan medis yang tepat sehingga mengurangi resiko komplikasi yang berat, dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.

Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan dengan berbagai cara baik di laboratorium, klinik bahkan dapat dilakukan pemantauan kadar gula mandiri yang dapat dilakukan pasien dirumah dengan menggunakan alat yang bernama Glukometer.

Mengapa Diabetesi harus monitor kadar gula darah dengan Glukometer?

  1. Lebih ekonomis dan praktis di banding pemeriksaan di laboratorium
  2. Untuk menyesuaikan dosis obat, terutama bagi pengguna insulin sehingga terhindar dari hipoglikemia
  3. Kadar Gula penderita Diabetes Mellitus tipe I sangat berfluktuasi dan cepat berubah

Konsultasikan kepada dokter, kapan dan seberapa sering Anda harus melakukan tes tersebut. Karena dapat bervariasi. Dianjurkan pagi hari sebelum sarapan, dua jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur. Perlu pula pengukuran pada saat tertentu lainnya. Contohnya pengukuran yang lebih ketat bila terjadi hipoglikemia (menurunnya kadar gula darah secara tidak normal), saat sebelum olahraga dan pada kehamilan.

Simpan catatan dari tes darah, obat-obatan yang dikonsumsi, serta aktivitas harian Anda. Dan bawa catatan tersebut bila Anda berkonsultasi ke dokter.

Yang perlu diperhatikan dalam memilih Alat Glukometer, adalah alat yang memiliki tingkat akurasi hasil yang tinggi / mendekati hasil laboratorium, terpercaya serta mudah digunakan.